Friday, November 9, 2012

Kau, aKu, & Kenangan Qita


Berawal dengan jejaringan Facebook,  pada saat aku kelas 1 SMA aku berkenalan dengannya. Saling mengomentari status dan saling berkiriman pesan. Seiring dengan berjalannya hari kami pun berteman lewat Hanpond yang saat itu ia minta melalui pesan di Facebook.  Tidak ada rasa kasih sayang diantara kami selain rasa penasaran bagaimana sebenarnya wajahnya, dia pun tidak tahu bagaimana dengan wajahku.
Setahun Telah Berlalu, komunikasi kami sempat terputus karena Hanpond ku mengalami perbaikan (rusak) dan sejak itu kami tidak saling berkomunikasi. Tepatnya pada Semester Pertama kelas 3 SMA, Aku bertemu kembali dengannya, masih melalui jejaringan Facebook. Dia menanyakan kabarku melalui Via Pesan singkat, aku pun membalasnya dan bertanya balik tentang kabarnya. Lama mengobrol melalui pesan dia pun meminta nomor hanpond ku kembali. Dengan tidak ada rasa ragu ataupun curiga aku pun memberikan kembali no.Hanpondku.

Aku ingat saat itu selesai lebaran Idul Adha, dan dia masih di Martapura. Selama ini kami tidak pernah bertemu karena sekolahnya di Jawa Timur (Trenggalek) pulangnya pun jarang. Jadi mungkin itu yang menyebabkan kami lama tidak pernah bertemu meski kenal satu sama lain. Saat hari minggu ia ada rencana dengan temannya yang tak lain adalah sahabatku di SMA, Nia Emilia ya, namanya Nia Emilia. Mereka berencana untuk bermain bersama teman-teman mereka semasa MTs kemarin, Nia mengajakku untuk ikut, tapi aku tidak bisa, karena kebetulan pada hari itu aku sedang menjaga warnet.

Nia bingung mau naik apa ke rumah temannya di Bukit Napuh, karena bingung aku pun menyarankan untuk menghubungi Dia, siapa tahu bisa nebeng dengannya. Dan Nia pun mengikuti saranku. Tak lama kemudian Dia pun tiba di warnet ku. Pada saat itulah pertama kali aku bertemu dengannya dan tahu bagaimana wajahnya. Ntah kenapa aku merasa sangat malu saat itu, Dia pun sepertinya menahan rasa malu terhadap ku.

Sejak itu kami jadi sering SMS’an dan bertanya “lg apa inna?”, sudah makan n sholat belum?”. Dikala subuh pun sering SMS “bangun”. Aku pun demikian, karena merasa nyaman dan asyik, tidak masalah dan tidak bosan bagi aku untuk membalas SMS nya.

Tiba malam Sabtu atau malam Minggu, aku sedikit lupa, dia menyatakan perasaannya padaku, aku tak terlalu merespecknya , karena aku rasa itu mustahil. Masak baru sekali bertemu sudah jatuh cinta kan aneh banget. Lalu aku meminta pada nya, jika memang benar” suka sama aku ngomongnya jangan lewat pesan, kan gax gentel banget. Dia hanya menjawab “Maka dari itu, aku pengen nganter kamu berangkat sekolah Besok Senin”. yach mau diapain lagi. Akhirnya aku terima tawarannya. Dan pada keesokan harinya. Dia benar-benar mengantarku ke sekolah. Lucu, grogi, malu, seneng, campur aduk dech rasanya.  Gax karuan perasaan ku Saat berada di atas 1 motor dengannya.

Tepat Tanggal 12 September 2011, Aku dan Dia resmi pacaran. Dan mulai saat itu, aku pun mengikrarkan untuk setia dengannya, meski aku tahu dia akan pergi lagi ke Jawa untuk melanjutkan menimba ilmu di MA Qomarul Hidayah Jatim.

Semua Contak telepon yang ada di HP ku yang tersimpan nomor Hanpond cowok-cowok lain yang tidak penting aku Hapus.

Malam Harinya, aku ingin sekali bertemu dengannya, lalu Dia pun mau datang ke warnet tempat aku bekerja, aku senang sekali ditemani olehnya. Tingkahnya yang lucu, dan membuat aku selalu tersenyum saat melihat sikapnya malam itu. Indah, senang, juga membahagiakan ditemani oleh nya.

Keesokan hari nya Dia mengantarku ke sekolah kembali. Ada rasa senang juga rasa sedih, karena hari itu adalah hari keberangkatan Dia ke Jawa. Aku mencoba tetap tersenyum meski aku sebenarnya tak mampu menahan air mata di kelopak mataku. Tak pernah ku sadari akan secepat itu dia pergi ke Jawa untuk sekolah di sana.  Aku tak pernah tau kalau tanggal 13 september 2011 itu adalah hari terakhirnya di Suatera untuk tahun 2011.  ahh rasa nya aku ingin sekali mencegahnya. Tapi aku rasa itu tidak mungkin dan tak wajar untuk aku lakukan.

Hari terus berjalan, sesuai dengan kehendak Sanga Maha Kuasa. Tak sedikit pun rasaku hilang meski Dia jauh di sana, Cintaku semakin tumbuh ketika rasa rindu itu datang.  Aku ingin sekali melihatnya meski dalam mimpi.
Setiap hari tak ada yang namanya tidak berkomunikasi, setiap hari Minggu adalah jadwal kami berkomunikasi melalui telepon suara. Rindu ingin bersamanya. Bercanda melalui media masa, memberi support, menasehati, merayu, dan menyatakan perasaan lewat Via telepone lebih terasa. Rasanya aku tak ingin kehilangan kata-kata dan masa-masa itu.

Aku tak perduli dengan orang-orang yang mendekatiku, tak pernah aku hiraukan mereka yang menyatakan hatinya untukku, di pikiranku hanya Dia, diotakku Hanya Dia, di Hatiku hanya ada namanya. Hingga mereka mengatakan aku gadis Sombong. Tapi itu tidak aku perdulikan, aku tak ingin mengecewakannya, bahkan teman sekelas sendiri sering SMS aku, tidak aku balaz. Karena aku tak ingin dia berfikir negatif dan aku tak ingin menghianatinya. Kufokuskan hatiku hanya untuknya, tidak untuk yang lain.

Lagu-lagu rindupun selalu kami lantunkan, “astor Kids-Rindu Terpendam, Hello- Diantara Bintang” lagu Yang sangat mengingatkan aku akan dirinya. Lagu yang selalu mendamaikan hatiku saat aku merindukannya.

***
Beberapa bulan telah berlalu… cinta itu semakin lama semakin tumbuh.  Aku semakin rindu dengannya, aku semakin ingin bertemu dengannya. Hingga tiba saatnya, Dia pun pulang selesai Ujian Nasional. Tepat hari minggu Dia datang menjemputku di Rumah untuk bersilaturahmi ke rumah temanku juga temannya semasa MTs. Aku sangat senang dan bahagia, aku tak menyangka bisa bertemu dengannya kembali. Aku tak pernah menyangka raut wajah yang aku rindukan, kini ada di depan ku. Terima kasih Tuhan, engkau mengizinkan aku bertemu dengannya kembali.


Hari semakin berjalan, minggu demi bulan kami lewati, setelah sekian lamanya kami bersama,  hingga tiba saat permasalahan timbul diantara kami.

Hari itu, aku membuka akun facebooknya, disana aku temui percakapannya bersama anak MTs melalui via pesan,  memang percakapan mereka tidak ada yang romantis. Tapi apalah daya hatiku, aku tak bisa terima.  Sekian lamanya aku bersamanya, aku tak pernah bercakap dengan siapapun melalui media apapun, aku lakukan itu karena aku tak ingin dia cemburu dan marah padaku.  Tapi ternyata dia malah melakukan itu terhadapku. Aku menanyakan hal itu padanya, tapi yang terjadi, dia yang marah padaku. Sebenarnya dimana letak kesalahanku, aku menanyakan dengan baik-baik. Tapi dia malah mengatakan aku tak percaya dengannya.  Bukan aku tak percaya, tapi aku hanya ingin memastikan siapa wanita itu.

Seiring waktu berjalan, aku sudah mulai bisa melupakan masalah itu, aku mengerti mungkin dia ingin berteman dengan yang lainnya. Mungkin dia bosan bergaul dengan aku saja dan teman-teman laki-lakinya yang lain. Aku pahami itu. Dan aku tak mengungkit-ngungkit lagi masalah itu.

Hingga pada suatu hari, tepatnya tanggal 1 Agustus 2012, dia pergi ke baturaja menjenguk orang tua temannya yang sedang sakit dan di rawat di rumah sakit Baturaja. SMS jarang di balaznya, aku maklumi karena aku tau dia mungkin tidak sempat untuk mengecek hanponnya. Selang beberapa jam, Dia Mz aku aku dan mengatakan “5f nda tadi dari tiduk” . yah sudah. Aku pahami mungkin dia kecapek’an dan ingin istirahat. Namun dari itu ia meghilang kembali, smz aku tak di blz nya, aku pun mengirimi nya pesan, “kan ilang g, hoby nian ilang timbul”, dari siang tadi ilang timbul”. Kata-kata yang sudah sering kami gunakan dikala Pesan kami terputus, aku rasa itu hal yang biasa, karena ketika aku tak membalas pesannya pun, dia sering melontarkan kata-kata t. tapi ternyata itu salah dinilainya, ia mengira aku marah padanya. Padahal tak ada maksud aku untuk marah apa lagi membuat nya marah. Ada rasa menyesal juga kecewa. Dia melontar kan kata-kata yang tidak pernah aku ucapkan pada nya.

Aku bingung harus berbuat apa, harus balik marah itu tak mungkin. Lalu aku hanya bersifat dingin terhadapnya. Aku tak ingin meneruskan masalah ini. Tapi nampaknya dia membesar-besarkan masalah ini. Hingga pagi Pukul 05.40 tepatnya tanggal 2 Agustus 2012 aku membaca pesannya yang isinya memutuskan hubungan kami. Rasa denyut jantung ku terasa berhenti, tak kusadari air mata ini menetes begitu derasnya. Aku sakitt, namun aku mencoba untuk tetap tegar menghadapinya. Aku mencoba menerima keputusannya. Dengan mencoba bersahabat sesuai permintaannya.

Hari berjalan, terasa sangat sepi, aku tak tau kenapa baru hari itu aku merasa kehilangannya. Aku rindu dengan nya. Aku kangen dengan SMS’a.  ku coba untuk mengajaknya baikan dengan ku. Tapi apalah hasilnya, Dia sudah tak mengharapkan cintaku lagi, satu alasan yang tak masuk akal,  ingin mencari kedamaian. Sungguh itu di luar pemikiranku. Aku tak dapat menahan air mataku. Setiap malam aku menangis, membayangkan kenangan yang sudah di lewati, duduk bersama, jalan bersama. Oh tuhan, kenapa aku harus diperuntukkan dengan cinta yang teramat mendalam.

Hingga pada suatu hari, dia ingin menjelaskan alasannya kenapa ia memutuskanku. Di tempat biasa kami sering duduk berdua. Di tempat yang sudah tidak asing lagi buat aku. Di menjelaskannya, dia mengatakan karena ibunya yang yang tak akan pernah merestui anak nya berhubungan dengan orang Lampung dan Sunda.

Mendengar penjelasannya, aku terima tapi aku tak bisa menahan air mataku, hati ku hancur, sakit, luka, sedih, semuanya tak masuk dalam pikiranku.. meski aku mencoba tegar dan menahan air mataku, tapi apalah artinya mutiara kecil ini sudah tak mampu lagi berdiam d kelopak mataku. Ku tumpahkan semua tangisku dihadapannya, sebagai bukti aku tulus mencintanya. Semua yang dilewati selama ini sia-sia. Ada rasa kecewa dengannya.  Karena dia tak menepati omongannya. Dulu Dia sendiri yang mengatakan “kalau orang tua idak setuju t tak masalah, karna yang akan menjalani hidup itu kan anaknya” . sugguh itu kata-kata yang menumbuhkan semangat ku untuk bertahan dengannya. Namun saat ini dia yang melemahkanku.  Dia yang membuat ku menganggap itu omongan kosong.

Aku tinggalkan dia bersama temannya, tak tahan lagi aku menatapnya, spdedometer yang biasa aku pakai tertuju pada 60, kini mencapai 80 lebih,  aku pedih, ingin aku berteriak sekuatnya. Tapi apalah artinya itu sudah menjadi kenyataan. Rasa taku kehilangannya yang dulu aku rasakan ketika dia di Jawa, kini menjadi benar-benar kenyataan yang harus aku terima. Sia-sia aku menunggunya selama 6 Bulan disana. Sia-sia pengorbanan hatiku untuknya selama ini.

Berjalannya hari, hingga tiba hari Selasa tanggal 21 Agustus 2012. Rasa tak percaya dan sakit hati, aku melihatnya berjalan dengan seorang wanita di hadapanku. Teg, ya allah, ternyata karena itu ia memutuskanku. Tak pernah ku sangka, secepat itu dia melupakan aku. Semudah itu dia membuang semua kenangan bersama ku. Apa memang selama ini aku tak pernah ada di hatinya. Hingga begitu cepat dia mendapatkan pengganti aku.

Dari saat itu mulai membencinya, foto yang selalu aku simpan di dompetku, di Hpku, di Komputer ku. Kini semuanya telah terhapus.  Aku ingin melupakannya, aku benci dengannya. Aku benci dengan kenangan bersamanya.

Aku mulai mencari penggantinya, kebetulan saat itu aku berkenalan dengan orang yang pernah kenal sewaktu kelas 1 SMA. Orang itu Kakak kelas ku hanya saja beda sekolahan denganku.  aku mulai dekat dengannya, dengan niat ingin menghibur diri, agar aku bisa lupa dengannya, aku memulai pacaran dengannya. Tapi ternyata semuanya sia-sia.  Aku tak pernah bisa mencintai orang lain.  Aku masih belum bisa menyayangi orang lain. Aku masih sering memikirkannya, melihat fotonya d facebook, melihat status terbarunya. Walau statusnya sangat menyakitkan dan membuat aku cemburu pada nya tapi yang pasti Aku masih belum bisa lupa dengannya.

Kuputuskan orang itu, karena memang aku tak bisa mencintai orang itu, dan aku dekat dengan teman dekat Mantan ku yang kemarin. Panggil saja “A”. A juga baru mengalami putus dengan pacarnya, A” curhat denganku. hingga kami saling memahami kesedihan masing-masing. A selalu menemuiku, memperhatikanku, memberikan sesuatu untukku,  mengantarku, menjemputku. Aku merasa itu hanyalah kebaikan darinya. Masalah timbul diantara A dan Mantanku.  Malam rabu, A menangis dihadapanku karena ia baru saja ditemui rombongan Mantanku. Aku tak merasa benci dengannya, karena mungkin ada kesalahpahaman diantara mereka. Sangat disayangkan, mungkin mereka menganggap aku penyebab retaknya persahabatan mereka. Tapi sungguh, tak niat aku untuk membuat kecewa, ataupun membuat sakit hati untuk siapapun,  tak ada niatku untuk menghancurkan persahabatan mereka. Tak ada niatku untuk menyakitinya. Tapi sepertinya itu tak Dia mengerti.

Aku TAk pernah ingin dia merasakan sakit yang pernah aku rasakan, aku juga tak ingin dia mengalami kepedihan cinta seperti yang aku alami, tapi jika saat ini dia mengalaminya. anggap itu suatu karma atas apa yang pernah dia berikan padaku. Allah itu tidak pernah tidur.

Aku terima semua penilaian dan kebenciannya terhadapku. Aku mencoba tetap menyimpan rasa ini meski sakit, melihat kenyataan bahwa dia telah menyayangi orang lain. Dia mengatakan aku bersenang-senang dengan yang lain, dan kembali mengatakan sayang dengannya. Padahal dia tak pernah tau alasan yang sebenarnya kenapa aku melakukan semua yang ia nilai salah. Jika aku tidak melihatnya berjalan dengan wanita itu, jika dia bisa menjaga perasaanku sebagai mantan yang baru saja ia putuskan. Mungkin sampai saat ini aku tidak akan berpacaran dengan siapa-siapa dulu. Dia yang memutuskan ku, tapi seolah-olah dia menganggap aku yang pergi dari nya.

Sekarang, mungkin dia sudah senang dengan kehidupannya.  Terima kasih Tuhan, sudah mengizinkan aku mendapatkan kebahagiaan dan kesedihan darinya.  Meski sekarang dia tak menginginkanku lagi, meski sekrang dia sangat membenciku. Aku terima. Aku tak pernah menyesal, karena memang cinta itu tak pernah salah. Cinta ini tulus. Tapi Mungkin Tidak Bagi Nya.

No comments:

Post a Comment