Berawal dengan jejaringan Facebook, pada saat aku kelas 1 SMA aku berkenalan
dengannya. Saling mengomentari status dan saling berkiriman pesan. Seiring dengan
berjalannya hari kami pun berteman lewat Hanpond yang saat itu ia minta melalui
pesan di Facebook. Tidak ada rasa kasih
sayang diantara kami selain rasa penasaran bagaimana sebenarnya wajahnya, dia
pun tidak tahu bagaimana dengan wajahku.
Setahun Telah Berlalu, komunikasi kami sempat terputus
karena Hanpond ku mengalami perbaikan (rusak) dan sejak itu kami tidak saling
berkomunikasi. Tepatnya pada Semester Pertama kelas 3 SMA, Aku bertemu kembali
dengannya, masih melalui jejaringan Facebook. Dia menanyakan kabarku melalui
Via Pesan singkat, aku pun membalasnya dan bertanya balik tentang kabarnya.
Lama mengobrol melalui pesan dia pun meminta nomor hanpond ku kembali. Dengan
tidak ada rasa ragu ataupun curiga aku pun memberikan kembali no.Hanpondku.
Aku ingat saat itu selesai lebaran Idul Adha, dan dia masih
di Martapura. Selama ini kami tidak pernah bertemu karena sekolahnya di Jawa
Timur (Trenggalek) pulangnya pun jarang. Jadi mungkin itu yang menyebabkan kami
lama tidak pernah bertemu meski kenal satu sama lain. Saat hari minggu ia ada
rencana dengan temannya yang tak lain adalah sahabatku di SMA, Nia Emilia ya,
namanya Nia Emilia. Mereka berencana untuk bermain bersama teman-teman mereka
semasa MTs kemarin, Nia mengajakku untuk ikut, tapi aku tidak bisa, karena
kebetulan pada hari itu aku sedang menjaga warnet.
Nia bingung mau naik apa ke rumah temannya di Bukit Napuh,
karena bingung aku pun menyarankan untuk menghubungi Dia, siapa tahu bisa
nebeng dengannya. Dan Nia pun mengikuti saranku. Tak lama kemudian Dia pun tiba
di warnet ku. Pada saat itulah pertama kali aku bertemu dengannya dan tahu
bagaimana wajahnya. Ntah kenapa aku merasa sangat malu saat itu, Dia pun
sepertinya menahan rasa malu terhadap ku.
Sejak itu kami jadi sering SMS’an dan bertanya “lg apa
inna?”, sudah makan n sholat belum?”. Dikala subuh pun sering SMS “bangun”. Aku
pun demikian, karena merasa nyaman dan asyik, tidak masalah dan tidak bosan bagi
aku untuk membalas SMS nya.
Tiba malam Sabtu atau malam Minggu, aku sedikit lupa, dia
menyatakan perasaannya padaku, aku tak terlalu merespecknya , karena aku rasa
itu mustahil. Masak baru sekali bertemu sudah jatuh cinta kan aneh banget. Lalu aku meminta pada nya,
jika memang benar” suka sama aku ngomongnya jangan lewat pesan, kan gax gentel banget.
Dia hanya menjawab “Maka dari itu, aku pengen nganter kamu berangkat sekolah
Besok Senin”. yach mau diapain lagi. Akhirnya aku terima tawarannya. Dan pada
keesokan harinya. Dia benar-benar mengantarku ke sekolah. Lucu, grogi, malu,
seneng, campur aduk dech rasanya. Gax
karuan perasaan ku Saat berada di atas 1 motor dengannya.
Tepat Tanggal 12 September 2011, Aku dan Dia resmi pacaran.
Dan mulai saat itu, aku pun mengikrarkan untuk setia dengannya, meski aku tahu
dia akan pergi lagi ke Jawa untuk melanjutkan menimba ilmu di MA Qomarul
Hidayah Jatim.
Semua Contak telepon yang ada di HP ku yang tersimpan nomor
Hanpond cowok-cowok lain yang tidak penting aku Hapus.
Malam Harinya, aku ingin sekali bertemu dengannya, lalu Dia
pun mau datang ke warnet tempat aku bekerja, aku senang sekali ditemani
olehnya. Tingkahnya yang lucu, dan membuat aku selalu tersenyum saat melihat
sikapnya malam itu. Indah, senang, juga membahagiakan ditemani oleh nya.
Keesokan hari nya Dia mengantarku ke sekolah kembali. Ada rasa senang juga rasa
sedih, karena hari itu adalah hari keberangkatan Dia ke Jawa. Aku mencoba tetap
tersenyum meski aku sebenarnya tak mampu menahan air mata di kelopak mataku. Tak
pernah ku sadari akan secepat itu dia pergi ke Jawa untuk sekolah di sana. Aku tak pernah tau kalau tanggal 13 september
2011 itu adalah hari terakhirnya di Suatera untuk tahun 2011. ahh rasa nya aku ingin sekali mencegahnya.
Tapi aku rasa itu tidak mungkin dan tak wajar untuk aku lakukan.
Hari terus berjalan, sesuai dengan kehendak Sanga Maha Kuasa.
Tak sedikit pun rasaku hilang meski Dia jauh di sana, Cintaku semakin tumbuh ketika rasa
rindu itu datang. Aku ingin sekali
melihatnya meski dalam mimpi.
Setiap hari tak ada yang namanya tidak berkomunikasi, setiap
hari Minggu adalah jadwal kami berkomunikasi melalui telepon suara. Rindu ingin
bersamanya. Bercanda melalui media masa, memberi support, menasehati, merayu,
dan menyatakan perasaan lewat Via telepone lebih terasa. Rasanya aku tak ingin
kehilangan kata-kata dan masa-masa itu.
Aku tak perduli dengan orang-orang yang mendekatiku, tak pernah
aku hiraukan mereka yang menyatakan hatinya untukku, di pikiranku hanya Dia,
diotakku Hanya Dia, di Hatiku hanya ada namanya. Hingga mereka mengatakan aku
gadis Sombong. Tapi itu tidak aku perdulikan, aku tak ingin mengecewakannya, bahkan
teman sekelas sendiri sering SMS aku, tidak aku balaz. Karena aku tak ingin dia
berfikir negatif dan aku tak ingin menghianatinya. Kufokuskan hatiku hanya
untuknya, tidak untuk yang lain.
Lagu-lagu rindupun selalu kami lantunkan, “astor Kids-Rindu
Terpendam, Hello- Diantara Bintang” lagu Yang sangat mengingatkan aku akan
dirinya. Lagu yang selalu mendamaikan hatiku saat aku merindukannya.
***
Beberapa bulan telah berlalu… cinta itu semakin lama semakin
tumbuh. Aku semakin rindu dengannya, aku
semakin ingin bertemu dengannya. Hingga tiba saatnya, Dia pun pulang selesai
Ujian Nasional. Tepat hari minggu Dia datang menjemputku di Rumah untuk
bersilaturahmi ke rumah temanku juga temannya semasa MTs. Aku sangat senang dan
bahagia, aku tak menyangka bisa bertemu dengannya kembali. Aku tak pernah
menyangka raut wajah yang aku rindukan, kini ada di depan ku. Terima kasih
Tuhan, engkau mengizinkan aku bertemu dengannya kembali.
Hari semakin berjalan, minggu demi bulan kami lewati,
setelah sekian lamanya kami bersama, hingga tiba saat permasalahan timbul diantara
kami.
Hari itu, aku membuka akun facebooknya, disana aku temui
percakapannya bersama anak MTs melalui via pesan, memang percakapan mereka tidak ada yang romantis.
Tapi apalah daya hatiku, aku tak bisa terima. Sekian lamanya aku bersamanya, aku tak pernah
bercakap dengan siapapun melalui media apapun, aku lakukan itu karena aku tak
ingin dia cemburu dan marah padaku. Tapi
ternyata dia malah melakukan itu terhadapku. Aku menanyakan hal itu padanya,
tapi yang terjadi, dia yang marah padaku. Sebenarnya dimana letak kesalahanku, aku
menanyakan dengan baik-baik. Tapi dia malah mengatakan aku tak percaya
dengannya. Bukan aku tak percaya, tapi
aku hanya ingin memastikan siapa wanita itu.
Seiring waktu berjalan, aku sudah mulai bisa melupakan
masalah itu, aku mengerti mungkin dia ingin berteman dengan yang lainnya.
Mungkin dia bosan bergaul dengan aku saja dan teman-teman laki-lakinya yang
lain. Aku pahami itu. Dan aku tak mengungkit-ngungkit lagi masalah itu.
Hingga pada suatu hari, tepatnya tanggal 1 Agustus 2012, dia
pergi ke baturaja menjenguk orang tua temannya yang sedang sakit dan di rawat
di rumah sakit Baturaja. SMS jarang di balaznya, aku maklumi karena aku tau dia
mungkin tidak sempat untuk mengecek hanponnya. Selang beberapa jam, Dia Mz aku
aku dan mengatakan “5f nda tadi dari tiduk” . yah sudah. Aku pahami mungkin dia
kecapek’an dan ingin istirahat. Namun dari itu ia meghilang kembali, smz aku
tak di blz nya, aku pun mengirimi nya pesan, “kan ilang g, hoby nian ilang timbul”, dari
siang tadi ilang timbul”. Kata-kata yang sudah sering kami gunakan dikala Pesan
kami terputus, aku rasa itu hal yang biasa, karena ketika aku tak membalas
pesannya pun, dia sering melontarkan kata-kata t. tapi ternyata itu salah dinilainya,
ia mengira aku marah padanya. Padahal tak ada maksud aku untuk marah apa lagi
membuat nya marah. Ada
rasa menyesal juga kecewa. Dia melontar kan
kata-kata yang tidak pernah aku ucapkan pada nya.
Aku bingung harus berbuat apa, harus balik marah itu tak
mungkin. Lalu aku hanya bersifat dingin terhadapnya. Aku tak ingin meneruskan
masalah ini. Tapi nampaknya dia membesar-besarkan masalah ini. Hingga pagi
Pukul 05.40 tepatnya tanggal 2 Agustus 2012 aku membaca pesannya yang isinya
memutuskan hubungan kami. Rasa denyut jantung ku terasa berhenti, tak kusadari
air mata ini menetes begitu derasnya. Aku sakitt, namun aku mencoba untuk tetap
tegar menghadapinya. Aku mencoba menerima keputusannya. Dengan mencoba
bersahabat sesuai permintaannya.
Hari berjalan, terasa sangat sepi, aku tak tau kenapa baru
hari itu aku merasa kehilangannya. Aku rindu dengan nya. Aku kangen dengan
SMS’a. ku coba untuk mengajaknya baikan
dengan ku. Tapi apalah hasilnya, Dia sudah tak mengharapkan cintaku lagi, satu
alasan yang tak masuk akal, ingin
mencari kedamaian. Sungguh itu di luar pemikiranku. Aku tak dapat menahan air
mataku. Setiap malam aku menangis, membayangkan kenangan yang sudah di lewati, duduk
bersama, jalan bersama. Oh tuhan, kenapa aku harus diperuntukkan dengan cinta
yang teramat mendalam.
Hingga pada suatu hari, dia ingin menjelaskan alasannya
kenapa ia memutuskanku. Di tempat biasa kami sering duduk berdua. Di tempat
yang sudah tidak asing lagi buat aku. Di menjelaskannya, dia mengatakan karena
ibunya yang yang tak akan pernah merestui anak nya berhubungan dengan orang
Lampung dan Sunda.
Mendengar penjelasannya, aku terima tapi aku tak bisa
menahan air mataku, hati ku hancur, sakit, luka, sedih, semuanya tak masuk
dalam pikiranku.. meski aku mencoba tegar dan menahan air mataku, tapi apalah
artinya mutiara kecil ini sudah tak mampu lagi berdiam d kelopak mataku. Ku
tumpahkan semua tangisku dihadapannya, sebagai bukti aku tulus mencintanya.
Semua yang dilewati selama ini sia-sia. Ada
rasa kecewa dengannya. Karena dia tak
menepati omongannya. Dulu Dia sendiri yang mengatakan “kalau orang tua idak
setuju t tak masalah, karna yang akan menjalani hidup itu kan anaknya” . sugguh itu kata-kata yang
menumbuhkan semangat ku untuk bertahan dengannya. Namun saat ini dia yang
melemahkanku. Dia yang membuat ku
menganggap itu omongan kosong.
Aku tinggalkan dia bersama temannya, tak tahan lagi aku
menatapnya, spdedometer yang biasa aku pakai tertuju pada 60, kini mencapai 80
lebih, aku pedih, ingin aku berteriak
sekuatnya. Tapi apalah artinya itu sudah menjadi kenyataan. Rasa taku
kehilangannya yang dulu aku rasakan ketika dia di Jawa, kini menjadi
benar-benar kenyataan yang harus aku terima. Sia-sia aku menunggunya selama 6
Bulan disana. Sia-sia pengorbanan hatiku untuknya selama ini.
Berjalannya hari, hingga tiba hari Selasa tanggal 21 Agustus
2012. Rasa tak percaya dan sakit hati, aku melihatnya berjalan dengan seorang
wanita di hadapanku. Teg, ya allah, ternyata karena itu ia memutuskanku. Tak
pernah ku sangka, secepat itu dia melupakan aku. Semudah itu dia membuang semua
kenangan bersama ku. Apa memang selama ini aku tak pernah ada di hatinya.
Hingga begitu cepat dia mendapatkan pengganti aku.
Dari saat itu mulai membencinya, foto yang selalu aku simpan
di dompetku, di Hpku, di Komputer ku. Kini semuanya telah terhapus. Aku ingin melupakannya, aku benci dengannya. Aku
benci dengan kenangan bersamanya.
Aku mulai mencari penggantinya, kebetulan saat itu aku berkenalan
dengan orang yang pernah kenal sewaktu kelas 1 SMA. Orang itu Kakak kelas ku
hanya saja beda sekolahan denganku. aku
mulai dekat dengannya, dengan niat ingin menghibur diri, agar aku bisa lupa
dengannya, aku memulai pacaran dengannya. Tapi ternyata semuanya sia-sia. Aku tak pernah bisa mencintai orang lain. Aku masih belum bisa menyayangi orang lain. Aku
masih sering memikirkannya, melihat fotonya d facebook, melihat status
terbarunya. Walau statusnya sangat menyakitkan dan membuat aku cemburu pada nya
tapi yang pasti Aku masih belum bisa lupa dengannya.
Kuputuskan orang itu, karena memang aku tak bisa mencintai
orang itu, dan aku dekat dengan teman dekat Mantan ku yang kemarin. Panggil
saja “A”. A juga baru mengalami putus dengan pacarnya, A” curhat denganku.
hingga kami saling memahami kesedihan masing-masing. A selalu menemuiku,
memperhatikanku, memberikan sesuatu untukku, mengantarku, menjemputku. Aku merasa itu
hanyalah kebaikan darinya. Masalah timbul diantara A dan Mantanku. Malam rabu, A menangis dihadapanku karena ia
baru saja ditemui rombongan Mantanku. Aku tak merasa benci dengannya, karena
mungkin ada kesalahpahaman diantara mereka. Sangat disayangkan, mungkin mereka
menganggap aku penyebab retaknya persahabatan mereka. Tapi sungguh, tak niat
aku untuk membuat kecewa, ataupun membuat sakit hati untuk siapapun, tak ada niatku untuk menghancurkan
persahabatan mereka. Tak ada niatku untuk menyakitinya. Tapi sepertinya itu tak
Dia mengerti.
Aku TAk pernah ingin dia merasakan sakit yang pernah aku
rasakan, aku juga tak ingin dia mengalami kepedihan cinta seperti yang aku
alami, tapi jika saat ini dia mengalaminya. anggap itu suatu karma atas apa
yang pernah dia berikan padaku. Allah itu tidak pernah tidur.
Aku terima semua penilaian dan kebenciannya terhadapku. Aku
mencoba tetap menyimpan rasa ini meski sakit, melihat kenyataan bahwa dia telah
menyayangi orang lain. Dia mengatakan aku bersenang-senang dengan yang lain,
dan kembali mengatakan sayang dengannya. Padahal dia tak pernah tau alasan yang
sebenarnya kenapa aku melakukan semua yang ia nilai salah. Jika aku tidak
melihatnya berjalan dengan wanita itu, jika dia bisa menjaga perasaanku sebagai
mantan yang baru saja ia putuskan. Mungkin sampai saat ini aku tidak akan
berpacaran dengan siapa-siapa dulu. Dia yang memutuskan ku, tapi seolah-olah
dia menganggap aku yang pergi dari nya.
Sekarang, mungkin dia sudah senang dengan kehidupannya. Terima kasih Tuhan, sudah mengizinkan aku
mendapatkan kebahagiaan dan kesedihan darinya. Meski sekarang dia tak menginginkanku lagi,
meski sekrang dia sangat membenciku. Aku terima. Aku tak pernah menyesal,
karena memang cinta itu tak pernah salah. Cinta ini tulus. Tapi Mungkin Tidak
Bagi Nya.
No comments:
Post a Comment